zmedia

Kesultanan Aceh Darussalam; Letak dan Wilayah Kekuasaan Serta Peninggalannya

Kesultanan Aceh Darussalam merupakan kerajaan Islam yang berdiri di wilayah ujung Utara Pulau Sumatera, saat ini menjadi Provinsi Aceh dan berkembang pesat pada abad ke-16 hingga 17 Masehi. Kesultanan Aceh Darussalam dikenal sebagai salah satu kekuatan politik, militer, dan pusat penyebaran Islam yang sangat berpengaruh di kawasan Asia Tenggara.

Kesultanan Aceh Darussalam berpusat di Kutaraja, saat ini Kota Banda Aceh, yang terletak di ujung paling utara Pulau Sumatra, tepatnya di wilayah yang sekarang dikenal sebagai Provinsi Aceh, Indonesia.
Gamar. Masjid Raya Baiturrahman

Letak dan Wilayah Kekuasaan Aceh Darussalam

Pada masa kejayaannya Kesultanan Aceh Darussalam menguasai wilayah yang cukup luas, mencakup bagian Barat Nusantara serta pesisir strategis di Selat Malaka.

Kesultanan Aceh Darussalam berpusat di Kutaraja, saat ini Kota Banda Aceh, yang terletak di ujung paling utara Pulau Sumatra, tepatnya di wilayah yang sekarang dikenal sebagai Provinsi Aceh, Indonesia. 

Letaknya sangat strategis karena berada di tepi Selat Malaka, jalur pelayaran penting antara Timur Tengah, India, dan Tiongkok.

Pada masa puncak kejayaannya, terutama di abad ke-17, wilayah kekuasaan Kesultanan Aceh Darussalam mencakup:

Sebagian besar wilayah Aceh saat ini
Sebagian besar pesisir barat dan timur Sumatra, termasuk:

  • Deli (sekarang Medan dan sekitarnya)
  • Aru (di pesisir timur Sumatra)
  • Riau bagian utara

Pulau-pulau di sekitar Sumatra, seperti Pulau Nias dan Kepulauan Simeulue

Wilayah di Semenanjung Malaya bagian utara, Aceh pernah memiliki pengaruh kuat di daerah seperti:

  • Kedah
  • Perlis
  • Patani (sekarang masuk Thailand Selatan)
  • Pahang (meskipun pengaruhnya tidak bertahan lama)

Wilayah Selat Malaka sebagai jalur pelayaran strategis dikuasai oleh armada laut Aceh.

Setelah kematian Sultan Iskandar Thani (1641), pengaruh Aceh mulai menyusut karena perang saudara, tekanan Belanda, dan bangkitnya kekuatan baru seperti Johor dan Siak. Pada abad ke-19, Belanda secara bertahap menguasai wilayah Aceh melalui Perang Aceh (1873–1914).

Peninggalan Kesultanan Aceh Darussalam

Berikut ini adalah beberapa peninggalan penting Kesultanan Aceh Darussalam yang masih dikenal hingga sekarang, baik dalam bentuk fisik maupun non-fisik:

1. Masjid Raya Baiturrahman

Masjid ini terletak di Kota Banda Aceh dengan arsitektur yang megah hasil perpaduan budaya Islam, India dan Eropa. Dibangun oleh Sultan Iskandar Muda pada abad ke 17. Masjid ini sempat dibakar oleh Belanda dalam Perang Aceh, kemudian dibangun kembali oleh Kolonial Belanda tahun 1879-1881 sebagai upaya rekonsiliasi.

Masjid Raya Baiturrahman juga dikenal sebagai ikon dari Aceh, serta merupakan simbol dari kejayaan Aceh dan pusat kegiatan keagamaan. Pada tahun 2004 Masjid bertahan saat terjadi bencana Tsunami.

2. Benteng Pertahanan

Selain menjadi pusat penyebaran keagamaan Islam, juga sebagai kekuatan militer hal ini terlihat dari berbagai bangunan benteng pertahanan, seperti Benteng Indrapatra yang terletak di Krueng Raya, Aceh Besar.

3. Makam Sultan-Sultan Aceh

Makam para sultan Aceh merupakan salah satu peninggalan penting dari Kesultanan Aceh Darussalam yang masih ada hingga sekarang. Makam-makam ini bukan hanya tempat pemakaman biasa, tetapi juga merupakan warisan sejarah, budaya, dan arsitektur Islam yang mengambarkan kejayaan dan kebesaran Aceh di masa lalu. 

Makam Sultan Aceh yang dapat kita jumpai saat ini seperti makam Sultan Iskandar Muda yang terletak di Kompleks Pemakaman Kandang XII, Banda Aceh, tepatnya di Gampong Peuniti, Kecamatan Baiturrahman, Kota Banda Aceh.

4. Meriam Kesultanan

Selain benteng pertahanan yang menjadi simbol kekuatan militer kesultanan Aceh, juga peninggalan berupa senjata dapat kita jumpai saat ini, yaitu meriam kesultanan. Berbagai jenis meriam yang pernah dimiliki kesultanan Aceh seperti, Meriam Lada Sicupak. Meriam ini menjadi bukti hubungan diplomatik antara Aceh dan Kesultanan Turki Usmani. Sekarang meriam Lada Sicupak tersimpan di Dea Balang Balok, Kecamatan Peureulak Kota, Kabupaten Aceh Timur.

5. Lembaga Pendidikan Islam

Sebagai pusat penyebaran agama Islam, Kesultanan Aceh mendirikan Dayah (pesantren tradisional). Keberadaan pesantren ini menjadi pilar utama dalam penyebaran ilmu agama, budaya dan perlawanan terhadap penjajah. Banyak ulama yang dihasilkan dari pesantren Dayah ini.

6. Karya Sastra

Kesultanan Aceh menjadi pusat perkembangan keilmuan dapat kita lihat dari hasil peninggalan karya sastra, seperti kitab Bustanussalatin yang dikarang oleh Nuruddin ar-Raniri, Hikayat Prang Sabi yang berisi mengobarkan semangat jihad melawan penjajah, dan sastra lainnya.

Demikianlah Kesultanan Aceh Darussalam sebagai kesultanan besar yang berada di ujung Barat wilayah Nusantara. Keberadaanya menjadi semangat kita dalam terus menjadi bangsa yang besar.  ***

Posting Komentar untuk "Kesultanan Aceh Darussalam; Letak dan Wilayah Kekuasaan Serta Peninggalannya"