Pendidikan Indonesia berinovasi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah. Salah satu pendekatan terbaru yang mulai diperkenalkan adalah Deep Learning, yaitu metode yang menekankan pemahaman mendalam terhadap konsep dan keterampilan.
Gambar. Ilustrasi Pembelajaran dengan Strategi Deep Learning
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti, menegaskan bahwa Deep Learning bukanlah kurikulum baru, melainkan strategi pembelajaran yang bertujuan memperdalam pemahaman siswa terhadap materi. Pendekatan ini dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang lebih bermakna dan menyenangkan bagi siswa.
Apakah Deep Learning Itu?
Deep Learning dalam konteks pendidikan adalah pendekatan yang menekankan pemahaman konsep secara mendalam. Metode ini mendorong siswa untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran, bukan sekadar menerima informasi secara pasif. Siswa diajak mengaitkan teori yang dipelajari dengan situasi nyata, sehingga pembelajaran menjadi lebih relevan, bermakna, dan kontekstual.
Tujuan utama Deep Learning adalah menciptakan proses pembelajaran yang mendalam, kritis, dan bermakna dengan mengedepankan tiga elemen utama:
-
Mindful Learning (Pembelajaran Sadar) – Pembelajaran disesuaikan dengan kebutuhan, minat, dan latar belakang siswa, sehingga lebih relevan dan personal.
-
Meaningful Learning (Pembelajaran Bermakna) – Siswa didorong untuk berpikir kritis, aktif, dan mampu mengaitkan pengetahuan dengan kehidupan nyata.
-
Joyful Learning (Pembelajaran Menyenangkan) – Proses belajar dirancang menyenangkan agar siswa lebih termotivasi dan terlibat secara emosional.
Pendekatan ini tidak hanya menekankan penguasaan materi akademik, tetapi juga mengembangkan aspek-aspek holistik siswa, yakni olah pikir (intelektual), olah hati (etika), olah rasa (estetika), dan olahraga (kinestetik) secara terpadu.
Berpikir Kritis: Kunci Utama dalam Pendekatan Deep Learning
Salah satu elemen penting dalam Deep Learning adalah kemampuan berpikir kritis (critical thinking). Kemampuan ini mencakup sejumlah keterampilan kognitif, antara lain:
-
Analisis – Memecah informasi menjadi bagian-bagian kecil untuk memahami hubungan dan struktur antar komponen.
-
Evaluasi – Menilai kredibilitas sumber informasi serta kekuatan dan kelemahan dari argumen yang disampaikan.
-
Interpretasi – Memahami makna, konteks, dan implikasi dari informasi yang diterima.
-
Sintesis – Menggabungkan berbagai informasi dan perspektif untuk membentuk pemahaman atau gagasan baru.
-
Refleksi – Mengevaluasi cara berpikir sendiri dengan mempertimbangkan kemungkinan bias, asumsi, dan sudut pandang pribadi.
Dengan mengembangkan kemampuan berpikir kritis, siswa akan menjadi lebih mandiri, mampu memecahkan masalah secara efektif, dan siap menghadapi tantangan di dunia nyata.
Diharapkan dengan pendekatan Deep Learning yang humanis dapat mendukung pengembangan delapan dimensi profil lulusan yang relevan dengan kebutuhan masa depan, yaitu: keimanan dan ketakwaan, kewargaan, penalaran kritis, kreativitas, kolaborasi, kemandirian, kesehatan, dan komunikasi. ***
Posting Komentar untuk "Pahami Apa Itu Pembelajaran Deep Learning"